Ekspor Jepang Merosot 6 Bulan Berturut; Surplus Perdagangan Terbesar 5 Tahun

803

Ekspor Jepang bulan Maret turun untuk bulan keenam, melanjutkan penurunan terpanjang mereka sejak 2012, dengan perlambatan ekonomi global telah melemahkan upaya Perdana Menteri Shinzo Abe untuk menghidupkan kembali pertumbuhan.

Ekspor barang menurun 6,8% dari tahun sebelumnya menjadi 6.457 triliun yen ($ 59,1 miliar) bulan lalu, setelah penurunan 4,0% bulan sebelumnya, menurut data yang dirilis Rabu (20/04) oleh Departemen Keuangan Jepang. Sedangkan permintaan luar negeri untuk baja dan mesin kerja logam buatan Jepang melemah. Ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal telah memperkirakan penurunan 7,8%.

Produsen telah semakin berjuang karena penguatan yen baru, yang membuat produk mereka kurang kompetitif di luar negeri, dan dengan pertumbuhan moderat di luar negeri, yang telah mengurangi permintaan antara lain untuk baja dan semikonduktor Jepang. Ekspor lamban disebabkan ekonomi Jepang menyusut dalam tiga bulan terakhir tahun lalu. Pertumbuhan diperkirakan akan rendah pada kuartal berikut.

Lihat : Gempa Kumamoto Dorong PM Abe Tingkatkan Stimulus Fiskal

Ekspor ke Tiongkok turun 7,1% pada bulan Maret, turun untuk pertama kalinya dalam dua bulan, kata kementerian keuangan.

Ekspor ke AS, importir terbesar barang buatan Jepang, menurun 5,1%. Yang menandai penurunan pertama dalam dua bulan.

Pengukur lain dari ekspor mixed. Ekspor naik 0,1% dari bulan sebelumnya ketika disesuaikan dengan variasi musiman, kata kementerian itu. Ekspor dari segi kuantitas turun 1,0% dari tahun sebelumnya, penurunan pertama dalam dua bulan.

Sedangkan impor Jepang turun 14,9% pada Maret menjadi 5.702 triliun yen, penurunan 15 bulan berturut-turut, terutama sebagai akibat dari kelemahan dalam harga minyak mentah.

Neraca perdagangan Jepang untuk Maret surplus 755 miliar yen dibandingkan dengan surplus di bulan yang sama tahun sebelumnya 222.7 miliar yen. Ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal dan Nikkei memperkirakan surplus 883.3 miliar yen. Sekalipun masih di bawah perkiraan ekonom, surplus tersebut masih yang terbesar yang tercatat sejak Oktober 2010.

Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here