Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat baru saja mengumumkan jumlah yang mengajukan tunjangan pengangguran meningkat lebih dari yang diperkirakan pada periode pekan lalu. Kenaikan jumlah yang mengajukan klaim pengangguran pekan lalu merupakan kenaikan terbesar dalam lebih dari satu tahun, namun masih menunjukkan prospek tenaga kerja tersebut positif.
Klaim awal untuk tunjangan pengangguran Amerikan Serikat pekan lalu meningkat 17.000 menjadi 274.000 orang untuk pekan yang berakhir 30 April lalu. Dari data tersebut, peningkatan yang terjadi merupakan peningkatan yang terbesar sejak Februari tahun lalu. Laporan klaim pengangguran malam ini juga menunjukkan jumlah orang yang masih menerima tunjangan setelah minggu awal turun 8.000 menjadi 2,12 juta pada pekan yang berakhir 23 April, yang merupakan level terendah sejak November 2000.
Sebelumnya para ekonom memperkirakan klaim awal tunjangan pengangguran AS naik ke 260.000 pada minggu terakhir bulan April. Sebagai informasi klaim pengangguran sekarang masih di bawah 300.000, yang merupakan ambang batas untuk kondisi pasar tenaga kerja yang sehat dalam 61 minggu berturut-turut, terlama sejak tahun 1973.
Dari laporan setiap minggu bulan April, jumlah klaim pengangguran masih terbilang rendah dibandingkan bulan Maret. Hal ini menunjukkan pasar tenaga kerja Amerika masih cukup kuat meskipun laporan lembaga ADP pada hari Rabu menunjukkan jumlah pekerja yang direkrut oleh perusahaan swasta bulan lalu terendah dalam tiga tahun (Lihat: Jumlah Pekerja Swasta AS April Turun Terendah 3 Tahun. Meskipun laporan ADP National Employment menunjukkan perlambatan namun pekerjaan di sektor jasa meningkat pada bulan April untuk bulan kedua berturut-turut.
Dari data yang dilaporkan malam ini dan juga data ADP sehari sebelumnya memberikan sinyal buruk bagi data NFP yang akan dirilis esok hari. Untuk data NFP besok sebelumnya ekonom sudah perkirakan akan terjadi penurunan data namun sinyal kedua data ini dapat saja membuat data NFP bulan April dibawah perkiraan.
H Bara/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang