Pada akhir perdagangan Sabtu dini hari (06/08), harga batubara Rotterdam terus merosot, berakhir turun tertekan pelemahan harga minyak mentah.
Harga minyak mentah ditutup lebih rendah pada akhir perdagangan akhir pekan Sabtu dinihari tertekan penguatan dollar AS didukung data pekerjaan AS yang kuat.
Indeks AS dolar naik 0,45 persen setelah data menunjukkan kerja AS naik lebih dari yang diperkirakan pada bulan Juli dan upah naik, meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve tahun ini.
Lihat : Non Farm Payrolls dan Upah Naik Diatas Perkiraan, Proyeksi Kenaikan Suku Bunga AS Menguat
Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) ditutup 13 sen lebih rendah, atau 0,31 persen, pada $ 41,80 per barel.
Sedangkan harga mentah berjangka patoka internasional Brent diperdagangkan turun 2 sen menjadi $ 44,27 per barel.
Lihat : Harga Minyak Mentah Akhir Pekan Turun; Mingguan Naik Tipis
Dengan pelemahan harga minyak mentah tersebut, harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan Agustus 2016 merosot di posisi 57,75 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penurunan sebesar -1,40 dollar atau setara dengan -2,37 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Secara mingguan, harga batubara anjlok -6,25 persen, sebagian besar tertekan penguatan dollar AS dan pelemahan harga minyak mentah.
Lihat : Harga Batubara Rotterdam Anjlok 3 Persen Terganjal Penguatan Dollar AS
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya berpotensi lemah dengan sentimen penguatan dollar AS dengan menguatnya data pekerjaan AS yang memicu harapan kenaikan suku bunga AS.
Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level Support pada posisi 57,25 dollar dan support kedua di level 56,75 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 58,25 dollar dan 58,75 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang