Setelah bank sentral Eropa (ECB) mengeluarkan kebijakan moneter terbarunya untuk tidak mengubah suku bunganya dan tidak menambah apapun terhadap stimulusnya, kurs euro yang sudah tinggi sejak sesi Asia naik ke posisi tertinggi dalam 11 hari. Namun kekuatan euro terpangkas kembali oleh usaha dolla AS rebound.
Dollar mendapat tenaga dari laporan unemployment claims yang menunjukkan data lebih rendah dari periode pekan sebelumnya dan juga ekspektasi. Tenaga euro untuk rally menguap kembali setelah laporan ekonomi AS tersebut. Turunnya data unemployment claims tersebut membangkitkan kembali harapan kenaikan Fed rate dalam waktu dekat.
Presiden Mario Draghi dalam konferensi persnya setelah mengumumkan kebijakan moneternya mengatakan bank sentral telah banyak memberikan stimulus kepada ekonomi kawasan Euro selama ini sehingga baru akan dipertimbangkan kembali setelah bulan Maret 2017 yang merupakan batas waktu pembelian obligasi bank sentral ini sebagai stimulus.
Pergerakan kurs euro di sesi Amerika (14:20:35 GMT) sedang menguat terhadap dollar AS, setelah dibuka lebih tinggi dari perdagangan sebelumnya pada 1.1235 di awal perdagangan sesi Asia (00.00 GMT), kurs Euro alami penguatan 29 pips dan nilai bergulir berada pada 1.1264.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga penutupan perdagangan sesi Amerika yang berakhir besok pagi, analyst Vibiz Research Center memperkirakan pair EURUSD dapat terkoreksi ke kisaran 1.1225– 1.1206. Namun jika tidak sampai kisaran tersebut dapat naik lagi ke kisaran 1.1328.
Joel/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang