(Vibiznews-Forex) USD tetap berada pada tekanan jual yang berat sejak hari Selasa, dengan pasangan GBP/USD sementara terdorong naik ke dekat 1.2700, atau satu minggu posisi puncak pada jam terakhir.
Meskipun ditengah perkembangan politik Inggris yang terbaru, pasangan matauang ini berhasil mendapatkan tawaran beli yang agresif sejak hari Selasa dan didukung oleh kecenderungan jual dari dolar AS yang sedang menguasai. Pemimpin oposisi di partai buruh, Jeremu Corbyn merencanakan untuk membawa suara “no-confidence” melawan Perdana Menteri May, meskipun hanya sedikit memicu aksi jual yang agresif bagi British Pound.
Sementara itu, “greenback” terus dibebani oleh meningkatnya pertaruhan yang bahwa keprihatinan atas outlook pertumbuhan global bisa memicu the Fed untuk memberikan signal kemungkinan perlambatan atau bahkan penghentian sementara, terhadap siklus kenaikan tingkat bunga pada tahun 2019. Hal yang sama dibuktikan juga oleh berlanjutnya penurunan dari imbal hasil obligasi treasury AS dan terus memberikan tekanan turun terhadap dolar AS.
Aksi jual yang luas atas USD membantu pasangan matauang GBP/USD terus mendapatkan tarikan yang positip untuk sesi yang kedua berturut-turut dan membangun diri ke “rebound” hari Jumat minggu lalu dari level 1.2530. Menarik untuk memperhatikan apakah kenaikan ini membuat pasangan matauang ini berhasil memelihara posisi dominan mereka ataukah kebangkitan sekarang ini sekali lagi di digunakan untuk kesempatan menjual.
Resistance terdekat berada di area 1.2715-20, yang apabila berhasil ditembus dan terus naik, pasangan matauang ini akan menantang zona “supply” 1.2780-85. Sebaliknya apabila turun, area 1.2660-55 kelihatannya menjadi “support” terdekat, yang apabila berhasil ditembus pasangan matuang ini akan mengetes batas 1.2600.
Ricky Ferlianto/VBN/Head of III, Vibiz Consulting Group
Editor: Asido