(Vibiznews-Commodity) – Harga minyak mentah di perdagangan akhir sesi Amerika hari Selasa beberapa saat lalu Rabu (26/06) naik tipis ke posisi tertinggi 20 hari menjelang data AS yang diperkirakan menunjukkan stok minyak mentah menurun di sana, melebihi kekhawatiran investor bahwa ketegangan perdagangan AS-China dapat membebani permintaan bahan bakar.
Harga minyak berjangka acuan internasional atau minyak mentah Brent naik 32 sen atau 1,4% pada $65,18 per barel. Pada perdagangan sebelumnya harga ditutup turun 0,5%. Harga minyak mentah berjangka WTI AS naik 18 sen atau 1,5% menjadi $58,09 per barel, perdagangan sebelumnya ditutup menguat 0,8%.
Investor mengabaikan komentar Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa bahwa Amerika Serikat akan melenyapkan bisnis Iran jika menyerang apa pun yang dimiliki Amerika.
Kegelisahan pasar minyak atas meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran telah mereda setelah Trump menargetkan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan pejabat tinggi Iran lainnya untuk target sanksi, setelah membatalkan serangan udara pembalasan.
Sinyal bullish untuk minyak didapat dari survey pasar bahwa persediaan minyak mentah AS kemungkinan turun untuk minggu kedua berturut-turut minggu lalu. Data stok minyak mentah tersebut akan dilaporkan American Petroleum Institute (API), dan juga akan dikonfirmasi oleh laporan Administrasi Informasi Energi (EIA) hari Kamis pagi.
Untuk perdagangan selanjutnya, analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak WTI selanjutnya berpotensi retreat oleh profit taking ke posisi support 57.46 – 56.50. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan naik menemui posisi resisten 58.10 – 58.95.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang