(Vibiznews – Commodity) Harga emas sempat bertahan di dalam ketinggiannya di $1,830 sebelum keluarnya risalah pertemuan FOMC AS pada hari Kamis dinihari, namun segera turun tajam setelah keluarnya risalah pertemuan FOMC AS yang hawkish. Harga emas jatuh ke bawah $1,800 dan terus tertekan sampai hari Jumat minggu lalu dan di perdagangkan di $1,796.
Setelah turun lebih dari $35 pada minggu lalu sebagai respon atas risalah pertemuan FOMC Federal Reserve AS yang lebih agresif, sentimen yang hawkish dari the Fed kemungkinan sudah mencapai puncaknya. Bila hal ini benar, maka ini adalah signal yang positip untuk memperhatikan tren naik harga emas.
Berita besar yang menggoyang pasar emas pada minggu lalu adalah risalah pertemuan the Fed bulan Desember yang menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS yang ketat dan inflasi yang problematik bisa menyebabkan pengurangan neraca dan dinaikkannya tingkat bunga lebih cepat dari pada yang diperkirakan sebelumnya.
Risalah itu mengatakan bahwa partisipan umumnya tahu bahwa dengan memperhatikan outlook ekonomi, pasar tenaga kerja, dan inflasi, sudah pasti tingkat bunga akan dinaikkan lebih cepat daripada yang diantisipasikan sebelumnya.
Pandangan ini pastinya telah memperhitungkan akan meningkatnya Omicron pada bulan Desember dan Januari. Omicron sedang menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, namun ada atmosfir optimis di pasar yang berdasarkan kepada analisis dari para professor kedokteran.
Menurut mereka, pandangan yang mengerikan yang terlihat pada tahun lalu, dimana UGD di rumah sakit penuh dan banyak yang mati secara premature, adalah hal masa lalu yang sudah menjadi sejarah yang tidak akan terulang lagi.
Varian baru Covid – 19, Omicron jelas kurang mematikan, yang tidak membawa orang masuk ke rumah sakit dan kalaupun sampai masuk ke rumah sakit, banyak orang hanya menghabiskan waktu yang relatif sebentar saja. Rata-rata hanya perlu waktu tiga hari di rumah sakit dan juga tidak perlu bantuan Oksigen. Jelas ini adalah bukan sakit yang sama seperti yang kita lihat pada tahun lalu.
Non-Farm Payrolls AS hanya bertambah sebanyak 199.000 pada bulan Desember, jauh di bawah dari yang diperkirakan konsensus pasar sebesar 400.000. Data bulan Nopember direvisi naik dengan 249.000 posisi ditambahkan. Sementara tingkat pengangguran AS turun ke 3.9%, lebih baik daripada yang diperkirakan konsensus pasar di 4.1%.
Lihat: Emas: Review 2021 & Outlook 2022
Angka umun Non-Farm Payrolls yang keluar sangat mengecewakan. Namun meskipun angka employment lemah, masih ada tekanan inflasi. Emas masih bisa mengalami rally di kuartal pertama 2022, sekitar $50 lagi. Namun setelah itu, emas kemungkinan akan bergerak turun dengan tindakan yang akan dilakukan oleh the Fed yang dipercaya oleh pasar akan kuat.
Emas akan bisa pulih kembali dari aksi jual ini. Dan para investor atau trader akan menggunakan koreksi ini untuk membeli emas pada harga di bawah. Sekarang ini emas berada pada posisi bawah dari rentang harganya. Saat yang bagus untuk masuk di level harga seperti sekarang ini. Meskipun demikian masih belum ada katalisator yang besar yang bisa membuat harga emas naik dengan signifikan, sekalipun kita berada pada puncak dari ke hawkish-an the Fed.
Para pemain jangka panjang masih mendukung kenaikan harga emas. Meskipun tingkat bunga naik, inflasi yang tinggi berarti tingkat bunga riil masih negatip. Hal ini adalah positip bagi emas. Selain itu, pada dua kali siklus kenaikan tingkat bunga yang lalu, harga emas masih tetap bagus pada permulaan dari kenaikan tingkat bunga. Kita bisa melihat hal ini terulang lagi Ketika the Fed mulau menaikkan tingkat bunga pada tahun ini. Emas berjangka bisa terdorong naik mendekati $1,900. Sementara $1,770 akan menjadi level support yang bagus.
Dari data makro ekonomi, di Amerika Serikat, minggu ini semua mata memandang kepada data inflasi yang akan keluar. Apakah inflasi di AS telah mencapai puncaknya di bulan November? Paling tidak itulah harapannya untuk angka umum dari Consumer Price Index bulan Desember yang akna keluar pada hari Rabu. Turunnya harga minyak baru-baru ini kemungkinan telah menurunkan angka CPI dari ketinggian selama beberap dekade di 6.8% YoY ke level yang lebih rendah di bulan Desember.
Namun jika angka CPI inti tetap tinggi di sekitar 5% YoY, investor kemungkinan akan terus memperhitungkan dalam perhitungan harga kenaikan tingkat bunga oleh the Fed pada bulan Maret. Harga-harga inti sangat tergantung kepada isu rantai supply, yang hanya membaik sedikit.
Pada hari Jumat, fokus bergerak ke konsumen. Statistik Retail Sales untuk bulan Desember diproyeksikan akan menunjukkan sedikit kenaikan, sesuai dengan data bulan Nopember yang lemah.
Yang terakhir pada minggu ini adalah University of Michigan’s preliminary Consumer Sentiment Index untuk bulan Januari, yang kemungkinan masih akan tetap tertekan.
Sementara Omicron sedang mengamuk di AS, kecil kemungkinannya pemerintah akan memberlakukan restriksi. Kelakuan konsumen boleh berubah, namun dalam setiap gelombang virus yang datang, dampak terhadap ekonomi terus turun.
“Support” terdekat menunggu di $1,785 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,775 dan kemudian $1,753.
“Resistance” terdekat menunggu di $1,800 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,811 dan kemudian $1,833.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido