(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada hari Selasa melanjutkan kenaikannya dari $110.03 ke $111.45.
Harga minyak mentah WTI sempat naik ke ketinggian selama 9 minggu di sekitar $115.00 per barel sebelum akhirnya kehabisan tenaga dan turun kembali ke $111.
Kenaikan harga minyak mentah WTI lebih lanjut disebabkan karena ada berita positip dari Cina dan pernyataan dari Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pada hari Selasa, kota Shanghai mengumumkan bahwa sudah tidak ada infeksi corona virus yang baru di seluruh distrik kota Shanghai. Laporan ini membangkitkan optimisme bahwa lockdown karena coronavirus di Shanghai akan dihapuskan pada akhir bulan ini sehingga membuat arus resiko kembali ke pasar yang mendorong naik harga minyak mentah WTI.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada hari Selasa bahwa Rusia melihat adanya problem di dalam investasi minyak mentah dan menuduh Barat telah memakai sanksi gas dan minyak terhadap Rusia untuk kepentingan politik.
Putin melanjutkan bahwa beberapa negara Uni Eropa tidak akan bisa sepenuhnya lepas dari minyak Rusia dan bahwa sanksi dari Barat berupa embargo akan membawa kepada kenaikan harga minyak mentah. Rusia akan terus memfasilitasi pembayaran minyak mentah dalam bentuk matauang nasional Rusia dan juga memberikan akses terhadap pinjaman dan asuransi hanya dalam matauang nasional Rusia.
Putin memperingatkan bahwa kenaikan harga energi akan memukul para konsumen, industri dan transport Eropa. Eropa akan mengalami harga energi yang paling mahal apabila jadi dilakukan embargo terhadap minyak mentah Rusia. Hal ini akan mengakibatkan melemahnya aktifitas ekonomi Eropa.
“Support” terdekat menunggu di $110.92 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $109.52 dan kemudian $108.92. “Resistance” yang terdekat menunggu di $112.56 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $113.17 dan kemudian $114.08.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Reseach Vibiz Consulting
Editor: Asido.
