Ekonomi Indonesia Relatif Terjaga, Tantangan Global Perlu Diwaspadai

340
Posisi Kewajiban Neto Investasi Internasional
Sumber: Kemenkeu

(Vibiznews – Economy & Business) – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, keadaan ekonomi Indonesia saat ini relatif terjaga atau dalam posisi yang aman.

Apa yang menyebabkan ekonomi Indonesia relatif terjaga?

Hal ini dibuktikan dengan masih terjaganya sisi permintaan-penawaran hingga stabilnya inflasi di Indonesia jika dibandingkan dengan negara lainnya.

“Dalam artian demand-supply nya tetap terjaga. Inflasi memang tertahan karena kita juga memberi subsidi banyak. Tapi ekspor dan konsumsi yang supporting ini dengan sisi supply juga responsive. Kita bisa mendapatkan growth 5,4% dengan inflasi relatif stabil,” ungkap Menkeu pada Soft Lauching Buku “Keeping Indonesia Safe from Covid-19 Pandemic” di Jakarta, Jumat (05/08).

Meski demikian, Menkeu juga menyatakan bahwa Indonesia akan menghadapi tantangan ekonomi ke depan yang berasal dari global. Terdapat empat situasi yang perlu di antisipasi oleh Indonesia.

Tantangan ke depan seperti apa?

Pertama, kebijakan negara maju. Menkeu mengatakan, jika federal reserve menaikkan suku bunganya secara lebih agresif dapat menaikkan inflasi. Hal ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi hingga ke negara berkembang.

“Jadi itu yang harus kita hadapi. Spill over dari negara-negara advance dari ekonomi maupun policy yang mereka adopsi,” jelas Menkeu.

Tantangan kedua yang lebih sulit diprediksi yaitu konflik geopolitik. Jika sebelumnya fokus konflik Ukraina-Rusia, kini terdapat pula konflik di Taiwan.

Selanjutnya, tantangan ketiga yaitu perubahan iklim. Menkeu mencontohkan nyatanya dampak perubahan iklim ini seperti yang terjadinya kekeringan di banyak negara di Afrika seperti Madagaskar. Suhu di India yang bisa mematikan yaitu mencapai 41 derajat celcius, heat wave di Eropa, dan kebakaran hutan di Australia.

Terakhir, tantangan keempat yaitu digital teknologi. Tantangan ini hadir seiring dengan munculnya digital currency dan cryptocurrency.

“Sebagai suatu negara yang open, Indonesia relatively midsize, harus sangat aware terhadap kemungkinan dinamika yang terjadi setiap saat. Baik di negara ini atau globally yang akan memberikan dampak kepada kita,” pungkas Menkeu.

Analis Vibiz Research Center melihat bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjaga ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi triwulan II 2022 yang mencapai 5,44% (yoy). Ini jauh di atas capaian triwulan sebelumnya 5,01% (yoy).

Pertumbuhan ekonomi ini ditopang oleh permintaan domestik yang terus meningkat, terutama konsumsi rumah tangga, dan kinerja ekspor yang tetap tinggi. Perbaikan ekonomi nasional juga tercermin pada peningkatan pertumbuhan mayoritas lapangan usaha dan di seluruh wilayah.

Lihat: Pertumbuhan Ekonomi Mengesankan, Pasar Optimis

Ke depan, perbaikan ekonomi Indonesia diprakirakan masih berlanjut, didukung oleh peningkatan mobilitas, sumber pembiayaan, dan aktivitas dunia usaha. Namun demikian, dampak perlambatan ekonomi global terhadap kinerja ekspor dan potensi tertahannya konsumsi rumah tangga akibat kenaikan inflasi patut diwaspadai.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting