(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi global pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- Sentimen the Fed masih akan aktif menaikkan suku bunganya mewarnai pasar.
- Rilis inflasi AS menjadi fokus berikut untuk estimasi kebijakan moneter selanjutnya.
- Dollar dan emas terpantau bergerak rangebound.
- Pasar akan monitor pekan mendatang, antara lain, rilis inflasi CPI AS pada Selasa malam (WIB), retail sales AS dan inflasi Inggris pada Rabu mendatang.
Pasar saham dunia terpantau mixed dengan bias melemah, harga emas melandai, dan US dollar lanjut menguat perlahan.
Minggu berikutnya, isyu prospek pemulihan ekonomi dunia global akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Global Market Review and Outlook 13-17 February 2023.
===
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara mingguan menguat terbatas di pekan keduanya di tengah di tengah investor fokus kepada rilis inflasi CPI Amerika pada Selasa malam (WIB) serta estimasi berlanjutnya kenaikan suku bunga the Fed; dimana indeks dolar AS secara mingguan berakhir naik ke 103.58. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau turun ke 1.0676. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1033 dan kemudian 1.1185, sementara support pada 1.0636 dan 1.0482.
Pound sterling minggu lalu terlihat agak flat ke level 1.2048 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.2445 dan kemudian 1.2600, sedangkan support pada 1.1814 dan 1.1647. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir naik tipis ke level 131.47 Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 132.87 dan 138.18, serta support pada 127.21 serta level 126.36. Sementara itu, Aussie dollar terpantau turun terbatas ke level 0.6915. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7158 dan 0.7247, sementara support level di 0.6871 dan 0.6688.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum variatif bias melemah mengikuti Wall Street di antara kekhawatiran diteruskannya kebijakan moneter ketat dari the Fed. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menguat ke level 27,671. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 27,821 dan 28,196, sementara support pada level 27,150 dan 26,788. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 21,190. Minggu ini akan berada antara level resistance di 22,700 dan 23,000, sementara support di 21,222 dan 20,862.
Bursa saham Wall Street minggu lalu melemah, walaupun Dow Jones berupaya bangkit di akhir pekan, namun sentimen diteruskannya kenaikan bunga the Fed dan risiko datangnya resesi telah menekan pasar. Dow Jones secara mingguan melemah ke level 33,869, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 34,345 dan 34,712, sementara support di level 32,948 dan 32,581. Index S&P 500 minggu lalu turun ke level 4,087.3, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 4,195 dan 4,219, sementara support pada level 3,993 dan 3,884.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau agak melandai setelah terkoreksi signifikan sebelumya, dengan investor menunggu dan mencermati rilis inflasi CPI pekan mendatang ini, sehingga harga emas spot secara mingguan agak flat ke level $1,865.35 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1960 dan berikut $1998, serta support pada $1896 dan $1825.
Sejumlah isyu perekonomian selalu mewarnai pergerakan pasar. Di antaranya tentang risiko datangnya resesi ekonomi global, serta perkiraan kapan siklus kebijakan moneter ketat AS dan global akan berhenti. Bahkan kebijakan apa yang mungkin akan diambil telah menjadi suatu permainan spekulasi pasar yang membuat harga instrumen investasi bergejolak, dan di sisi lain menimbulkan kebingungan bagi banyak pelaku investasi awam. Apakah Anda termasuk yang ikut bingung dengan apa yang terjadi di pasar? Supaya menjadi lebih jelas disarankan simak saja terus di vibiznews.com. Kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting