(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi global pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- Data inflasi PCE Amerika -yang sering jadi acuan the Fed- dirilis melebihi estimasi.
- Sentimen the Fed masih akan hawkish mendominasi pergerakan pasar.
- Dollar akhir pekan lanjut bullish dengan kekuatan yang baru.
- Pasar akan monitor pekan mendatang, antara lain, rilis U.S. ISM Manufacturing pada Rabu dan NFP pada Jumat malam (WIB), serta inflasi Eropa pada Kamis mendatang.
Pasar saham dunia terpantau bias melemah, harga emas kembali tertekan, dan US dollar lanjutkan bullish-nya.
Minggu berikutnya, isyu prospek pemulihan ekonomi dunia global akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Global Market Review and Outlook 27 February – 3 March 2023.
===
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara mingguan menguat melejit di pekan keempatnya ke level 6 minggu tertingginya diangkat terakhirnya oleh data inflasi PCE Amerika yang melebihi estimasi yang berarti kenaikan suku bunga the Fed akan berlanjut, dimana indeks dolar AS secara mingguan berakhir naik kuat ke 105.26. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau turun ke 1.0545. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.0698 dan kemudian 1.0792, sementara support pada 1.0536 dan 1.0482.
Pound sterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.1938 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.2445 dan kemudian 1.2600, sedangkan support pada 1.1814 dan 1.1647. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir naik ke level 136.47 Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 136.52 dan 138.18, serta support pada 129.79 serta level 127.21. Sementara itu, Aussie dollar terpantau turun ke level 0.6724. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.6921 dan 0.7029, sementara support level di 0.6718 dan 0.6688.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum melemah di tengah kekhawatiran masih diteruskannya kebijakan moneter ketat the Fed. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir melemah ke level 27,453. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 27,821 dan 28,196, sementara support pada level 27,046 dan 26,788. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 20,010. Minggu ini akan berada antara level resistance di 21,306 dan 21,637, sementara support di 20,006 dan 18,885.
Bursa saham Wall Street minggu lalu melemah di pekan ketiganya, ditekan data inflasi PCE yang masih tinggi melampaui perkiraan dan mendorong estimasi diteruskannya kenaikan bunga the Fed. Dow Jones secara mingguan melemah ke level 32,817, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 33,847 dan 34,345, sementara support di level 32,643 dan 32,581. Index S&P 500 minggu lalu turun ke level 3,967.4, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 4,084 dan 4,195, sementara support pada level 3,941 dan 3,884.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau melemah di pekan keempatnya oleh rally-nya dollar dan sentimen the Fed akan tetap hawkish, sehingga harga emas spot secara mingguan melemah ke level $1,810.98 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1890 dan berikut $1960, serta support pada $1797 dan $1784.
Berita dari bursa aset investasi di kawasan Asia, Eropa dan Amerika kerap kali memengaruhi pasang surutnya pasar investasi. Satu saat sepertinya memberi harapan, pada kesempatan lain memutuskan ekspektasinya. Sangat tidak menentu. Kita tidak menyalahkan pasar atas hal tersebut. Pasar tidak pernah salah. Kita, sebagai investor, yang harus mengerti siapa pasar, apa perilakunya, serta bagaimana penyebabnya.
Vibiznews.com dapat menjadi pendukung bagi Anda untuk memahami pasar investasi lebih baik. Bagi Anda, kami selalu hadir mendampingi. Saat ini, kami sampaikan terimakasih kepada para pemirsa yang telah bersama terus dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting