(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- Pasar finansial dalam negeri kembali rally di tengah capital inflow sekitar Rp11 triliun dalam sepekan.
- Ekspektasi the Fed yang akan dovish ikut mendongkrak rupiah dan IHSG.
- Untuk pekan mendatang, pasar akan mencermati rilis inflasi Indonesia pada hari Senin.
Minggu berikutnya, isyu prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 3-6 April 2023.
===
Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau rally di pekan keduanya dan sempat ke level sebulan tertingginya, searah dengan sentimen positif di bursa regional bahwa the Fed ke depannya akan lebih dovish di tengah gejolak sektor perbankan global dan data ekonomi AS yang kurang cerah, serta ditopang aksi beli investor asing. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya bias menguat. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0,64%, atau 43,023 poin, ke level 6.805,277. Untuk minggu berikutnya (3-6 April 2023), dipotong libur Jumat Agung, IHSG kemungkinan masih dalam bias menguat menuju level resistant terdekatnya, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 6.869 dan 6.842. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.704, dan bila tembus ke level 6.542.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu bullish di minggu ketiganya ke level hampir 2 bulan tertingginya dan tembus level Rp15.000, terdorong oleh bearish-nya dollar di tengah ekspektasi melambatnya kenaikan bunga the Fed, serta aksi beli asing di pasar SBN senilai 8,4 triliun, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir menguat signifikan 1,03% ke level Rp 14.994. Sementara, dollar global terpantau terkoreksi cukup dalam. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan sempat rebound sebentar, atau kemungkinan rupiah akan terkoreksi dari overbought-nya namun masih bias menguat, dalam range antara resistance di level Rp15.208 dan Rp15.380, sementara support di level Rp14.950 dan Rp14.875.
Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau berakhir turun terbatas secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik yield obligasi dan berakhir ke 6,815% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah aksi beli investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury rebound terbatas.
===
Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN menegaskan kembali komitmen bersama untuk menjaga stabilitas keuangan dan memajukan integrasi keuangan terhadap prospek ekonomi yang tidak menentu (uncertain) yang dapat berdampak pada momentum pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN.
Hal itu menjadi pesan utama yang disampaikan dalam Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (AFMGM) yang diselenggarakan secara kolaboratif oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia pada 31 Maret 2023 di Nusa Dua, Bali.
Berdasarkan data transaksi 27 – 30 Maret 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp10,97 triliun terdiri dari beli neto Rp8,37 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp2,60 triliun di pasar saham.
===
Fluktuasi pasar investasi di tahun ini kelihatannya masih terus bergejolak (volatile). Dinamikanya tidak pernah habis. Bagi yang awam, periode seperti ini acapkali mendatangkan salah posisi dan selanjutnya kerugian. Tapi bagi trader yang professional, justru ini periode yang menarik karena bisa mendatangkan banyak profit. Kata kuncinya ada dua untuk memenangkan pasar investasi ini: belajar dan rajin monitoring. Keduanya itu bisa didapat dengan mudah dari vibiznews.com. Terimakasih, semoga sukses investasi Anda bertambah-tambah, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting