(Vibiznews – Commodity) Harga minyak turun pada hari Kamis setelah Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengecilkan prospek pemotongan produksi OPEC+ lebih lanjut pada pertemuan minggu depan.
Minyak mentah berjangka WTI AS merosot 3,95%, menjadi $71,41.
Minyak mentah berjangka Brent melemah 3,6%, menjadi $75,55 per barel.
“Saya kira tidak akan ada langkah baru, karena baru sebulan yang lalu keputusan tertentu dibuat mengenai pengurangan sukarela produksi minyak oleh beberapa negara,” kata Novak seperti dikutip surat kabar Izvestia.
Di sesi sebelumnya, harga minyak didukung oleh peringatan dari menteri energi Arab Saudi bahwa short-seller bertaruh harga minyak akan turun harus “hati-hati” terhadap rasa sakit.
Beberapa investor menganggap itu sebagai sinyal bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, bersama-sama disebut OPEC+, dapat mempertimbangkan pengurangan produksi lebih lanjut pada pertemuan pada 4 Juni.
Ketidakpastian utang AS juga membebani harga.
Beberapa kemajuan telah dibuat tetapi beberapa masalah masih belum terselesaikan dalam negosiasi plafon utang AS, Ketua DPR Kevin McCarthy mengatakan pada hari Kamis, karena tenggat waktu semakin dekat untuk menaikkan batas pinjaman pemerintah federal sebesar $31,4 triliun atau gagal bayar risiko.
Negosiator untuk Presiden Demokrat Joe Biden dan anggota kongres utama dari Partai Republik Kevin McCarthy berkumpul kembali pada hari Rabu di Gedung Putih untuk mencoba mencapai kesepakatan.
Sementara itu, penurunan harga dibatasi oleh penurunan besar-besaran tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS dalam sepekan hingga 19 Mei yang dilaporkan oleh Administrasi Informasi Energi pada hari Rabu.
Persediaan minyak mentah AS turun 12,5 juta barel menjadi 455,2 juta barel karena impor turun. Analis memperkirakan kenaikan 800.000 barel.
Persediaan bensin turun 2,1 juta barel dalam seminggu menjadi 216,3 juta barel, kata EIA, sementara stok sulingan turun 600.000 barel menjadi 105,7 juta barel.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga minyak dapat bergerak lemah dengan prospek pemotongan produksi OPEC+ dan penguatan dolar AS.