(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada awal jam perdagangan sesi AS, hari Kamis, berbalik turun ke sekitar $71.60 per barel dengan terus menguatnya dollar AS.
Pada awalnya harga minyak mentah WTI sempat naik dan bertahan di atas $74.00 setelah Energy Information Institute (EIA) melaporkan turunnya level inventori minyak mentah mingguan secara massif. Stok minyak mentah AS menurut EIA turun sebesar – 12.456.000 dibandingkan dengan yang diperkirakan kenaikan sebesar 775.000 dan angka sebelumnya sebesar 5.040.000.
Selain itu, IEA memperingatkan bahwa kekurangan minyak mentah akan bisa sangat besar pada paruh kedua tahun 2023, dengan mereka memperkirakan permintaan akan minyak mentah akan melebihi persediaan minyak mentah sebanyak 2 juta barel per hari.
Hal lain yang membuat naik harga minyak mentah adalah kebakaran yang melanda Kanada minggu – minggu yang lalu. Para pejabat di Alberta mengharapkan kelegaan yang datang dari hujan lebat yang diperkirakan akan datang dalam beberapa hari ini. Hal ini membangkitkan keprihatinan dari partisipan pasar mengenai produksi dan supply dari Kanada yang dalam jangka pendek memberikan dorongan naik lebih lanjut terhadap harga minyak mentah WTI.
Namun terus menguatnya dollar AS membuat harga minyak mentah WTI berbalik turun. Negosiasi batas hutang AS terus berlangsung dan sebegitu jauh gagal mencapai kesepakatan dalam bentuk apapun sementara “deadline” tanggal 1 Juni terus mendekat. Dolar AS mengambil keuntungan terbesar sebegitu jauh. Terus menguatnya dollar AS membatasi kenaikan harga minyak mentah WTI dan bahkan menekan turun.
Support & Resistance
Support” terdekat menunggu di $71.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $70.10 dan kemudian $69.14 . “Resistance” yang terdekat menunggu di $72.85 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $73.61 dan kemudian $74.71.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido.