(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada hari Senin sempat naik ke sekitar $73.84, sebelum akhirnya turun kembali ke sekitar $72.63 per barel.
Harga minyak mentah WTI mengalami “gap” kenaikan memulai minggu perdagangan yang baru pada hari Senin karena berita bahwa akan ada pengurangan produksi minyak mentah lebih lanjut dari para produsen utama.
Pada akhir minggu lalu, Menteri Energi Arab Saudi, Prince Abdulaziz bin Salman, mengatakan bahwa Arab Saudi akan membuat pemotongan produksi ekstra 1 juta barel per hari dari sejak bulan Juli dan akan memperpanjang pemotongan dengan sukarela sebesar 500 ribu barel per hari secara sukarela sampai akhir dari 2024.
Dalam pertemuannya pada tanggal 4 Juni, Organization of the Petroleum Exporting Countries dan sekutunya (OPEC+) setuju mengenai target produksi yang baru sebesar 40.46 juta barel per hari sejak tahun 2024
Selain itu pemulihan di dalam aktifitas faktori sebagaimana dengan yang dilaporkan Markit IHS di dalam PMI manufaktur Caixin telah membangkitkan optimisme di antara para investor. PMI manufaktur Caixin berhasil bertahan di atas ambang batas 50.0 dengan angka yang keluar berada di 50.9, lebih tinggi dari yang diperkirakan dan angka sebelumnya di 49.5. Cina adalah negara pengimpor minyak terbesar di dunia dan meningkatknya aktifitas manufaktur di Cina menguatkan outlook permintaan minyak mentah.
Namun kenaikan harga minyak mentah WTI mendapatkan tantangan dari menguatnya dollar AS. Indeks dollar AS bertengger dekat ketinggian intraday di sekitar 104.00 dengan pertaruhan akan hawkish-nya the Fed terus mendukung dengan konsisten.
Support & Resistance
Support” terdekat menunggu di $71.50 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $70.58 dan kemudian $69.24 . “Resistance” yang terdekat menunggu di $73.55 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $74.88 dan kemudian $75.99.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido.