(Vibiznews – Forex) Dolar AS sedikit berubah pada hari Jumat, mengkonsolidasikan keuntungan yang dikumpulkan selama minggu ini karena data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan, bahkan ketika tren kuat mata uang tersebut tetap ada di tengah pasar konsumen dan tenaga kerja yang stabil, yang menjaga prospek kenaikan suku bunga lagi pada hari Jumat.
Meskipun terjadi kemunduran pada hari Jumat, indeks dolar menuju kenaikan delapan minggu berturut-turut, yang merupakan kenaikan terpanjang sejak tahun 2014.
Indeks dolar AS, yang mengukur dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya, berakhir datar di 105,05. Mata uang ini mencapai puncak enam bulan di 105,15 pada sesi sebelumnya. Indeks sepanjang minggu ini naik 0,7%.
Euro, komponen terbesar dalam indeks dolar, berada di jalur penurunan selama delapan minggu berturut-turut dan turun 0,7% dalam seminggu. Harga berakhir datar naik 0,04% di $1,0700, setelah jatuh ke level terendah tiga bulan pada hari Kamis.
Data yang keluar minggu ini menunjukkan sektor jasa AS secara tak terduga menguat pada bulan Agustus sementara klaim pengangguran minggu lalu mencapai titik terendah sejak Februari. Sebaliknya, produksi industri di Jerman, negara dengan perekonomian terbesar di Eropa, turun sedikit lebih besar dari perkiraan pada bulan Juli.
Peluang kenaikan suku bunga Fed pada pertemuan bulan November masih lebih dari 40%, meskipun pasar memperkirakan bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga stabil pada akhir bulan ini.
Sterling menjauh dari level terendah tiga bulan pada hari Kamis dan berakhir pada $1,2461, turun 0,09%, dan bersiap mencatat kerugian mingguan sebesar 1%.
Dolar Kanada menguat terhadap dolar AS setelah Kanada menciptakan 39.900 lapangan kerja pada bulan lalu, dibandingkan dengan perkiraan median sebesar 15.000 lapangan kerja. Tingkat pengangguran tetap di 5,5%. Dolar AS terakhir turun 0,3% versus mata uang Kanada di C$1,3642.
Yen yang melemah juga menjadi fokus. Unit Jepang terakhir turun 0,3% pada 147,80 per dolar dan berada di sisi yang lebih lemah dari level utama 145 yang mendorong intervensi Jepang tahun lalu.
Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mengatakan pada hari Jumat bahwa pergerakan mata uang yang cepat tidak diinginkan dan pihak berwenang tidak akan mengesampingkan opsi apa pun terhadap perubahan yang berlebihan, sebagai peringatan baru kepada investor yang mencoba menjual yen.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS akan mencermati sentimen kenaikan suku bunga AS, yang jika memunculkan sentimen hawkish, akan dapat menguatkan dolar AS. Dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance 105,23-105,85. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support 104,61-104,06.